Wednesday, October 8, 2014

Unrelated Connection

Bayangin...
Kalau dua rasa yang tidak berhubungan menjadi terkait satu sama lain, ganggu banget kan?
misalnyaa.... setiap kamu merasa senang, kamu ingin marah.. atau kamu merasa kesal tapi kamu malah sedih? Ribet banget kan?

Itu yang aku alamin sekarang. Ada sebuah rasa yang terkoneksi dengan tangisan.
Penyebabnya itu adalah karena hanya ada satu orang yang bisa membuat aku merasa begitu, tapi sekarang orang itu udah ngga ada lagi.
Jadi setiap aku melihat rasa itu aku akan menangis, sadar atau tidak sadar air mata akan keluar.

Rasa itu sangat-sangat tidak ada hubungannya. Dan itu jadi sangat mengganggu dan membuatku merasa konyol.
Jadi sekarang, aku sangat mengendalikan perasaanku dengan baik. Aku tidak mau terbawa emosi dan meresap semua rasa yang muncul ketika aku menonton film, drama serial atau membaca novel dan komik.

Aku tidak mau mengeluarkan air mata lagi, aku tidak mau sedih lagi,

Padahal... Hilangnya orang itu dari hidupku sudah aku relakan. Aku tidak lagi berlarut-larut merindukan atau memikirkan orang itu. Bahkan, meskipun kamarku penuh dengan barang-barang pemberian orang itu aku tetap bisa tidur dengan nyenyak.

Karena rasanya mustahil kalau aku harus menyingkirkan barang-barang dari orang itu setelah dia menghilang. Terlalu banyak. Mulai dari Termos air panas sampai handuk, mulai dari boneka sampai alat elektronik, pokoknya komplit deh. Dan setiap jenis barang itu bisa lebih dari satu buah, rasanya sangat mubazir kalau harus disingkirkan semua. Bisa-bisa kamarku jadi sepi dan garing. Benar-benar beragam dan banyak.

Barang-barang dan kenangan itu tidak mengganggu atau membuatku sedih, atau membuatku terus memikirkan dia. Aku sudah melangkah maju. Sudah lama aku melangkah maju. Hanya satu yang belum bisa aku benahi, perasaan yang tidak ada hubungannya itu. Terlalu sulit. Karena dia adalah orang pertama yang membuatku merasakan begitu, jadi sulit. sangat sulit.

Mungkin suatu hari, mungkin satu bulan lagi, mungkin satu tahun lagi, mungkin tiga tahun lagi, entahlah... Aku ga tahu akan makan waktu berapa lama untuk menyembuhkan yang satu itu. 
Aku rasa itu satu pertanda kalau aku belum siap untuk membuka hati lagi. Terlalu mengerikan membayangkan hal itu akan terulang lagi, merasakan kehilangan tanpa bisa berbuat apa-apa. Hanya bisa menerima dengan pasrah bahwa dia sudah tidak ada.


No comments:

Post a Comment